Seorang penjaga Hamas yang membunuh sandera Israel pada hari Senin bertindak 'dalam balas dendam' terhadap instruksi setelah dia mendapat kabar bahwa kedua anaknya telah tewas dalam serangan Israel, kata juru bicara Brigade bersenjata al-Qassam dari kelompok tersebut, Abu Ubaida, pada hari Kamis.
Insiden tersebut tidak mewakili etika kelompok tersebut, tambahnya.
"Prajurit (Hamas) yang ditugaskan sebagai penjaga bertindak secara balas dendam terhadap instruksi setelah dia menerima informasi bahwa kedua anaknya syahid dalam salah satu pembantaian yang dilakukan oleh musuh," kata Ubaida di Telegram.
Pengungkapan Hamas ini mungkin merupakan upaya untuk meningkatkan tekanan pada Israel menjelang pembicaraan gencatan senjata di Doha.
Utusan dari Amerika Serikat, Israel, Qatar, dan Mesir bertemu di Doha pada hari Kamis dalam apa yang dianggap sebagai upaya terakhir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dapat melihat pembebasan sandera Israel dan asing yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas kebebasan banyak warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.